kecewa itu menguatkan, sebab kecewa berarti kalah
“Mengikhlaskan memang berat, namun itulah salah satu cara
melupakan!”
Kecewa adalah satu kata yang
tidak pernah habis dibahas ketika harapan tidak sesuai dengan realita, ketika
ekspektasi terlalu tinggi namun kenyataannya tidak sejalan dengan prediksi kita.
Tidak bisa dihindari Tidak bisa dilupakan Tidak bisa dicerna dengan akal sehat Itulah kecewa….. Tertanam dalam relung jiwa tanpa disadari Bersemayan dihati tanpa dijumpai
Semua orang pasti penah merasakan kecewa, dalam
hal apapun itu saya yakin pasti semua orang pernah mengalaminya. Bagaimana
caramu mengatasi kecewa?
Pastinya diantara kita memiliki cara masing-masing
dan tentunya berbeda-beda ketika dihadapkan pada posisi “kecewa”… Entah itu
diam, marah atau malah balas dendam.
Kecewa itu hal yang wajar, namun menjadikan kecewa
sebagai point pertama meratapi kesedihan itulah yang salah. Kita boleh saja
kecewa, namun jangan menghambat semua kemajuan kita karena sebuah kekecewaan
yang kita alami, rasakan dan hadapi. Kecewa itu menguatkan! Dengan adanya
kecewa kita belajar ikhlas, belajar sabar, belajar kuat dan belajar banyak
pengalaman untuk kehidupan yang lebih baik lagi. Tidak percaya? Coba buktikan!
Misal kecewa dalam cinta…
Ini permasalahan yang kerap kali dipertanyakan oleh
mereka para remaja yang curhat kepada saya, bahkan saya juga pernah
mengalaminya loh hehehe
“Ketika kita
menaruh harapan lebih ke si (dia) namun dianya biasa aja, menganggap kita itu
bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa dalam hidupnya. Bahkan terucap kata this isn’t love”
Nah loh! Yang seperti ini buat kita kecewa gak?
Tentunya IYA! Tetapi tidak menghambat kita untuk bangkit kembali.
Saya ingat dengan kata-kata ini:
“Kita harus sadar bahwa nobody’s perfect. Kita bikin salah, lupa, dan lain sebagainya. Nah kalau semua orang itu ga ada yang perfect, ngapain juga kita berharap jauh ke mereka? We are all the same. Jangan memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi ke orang karena berharap ke orang itu bikin bete sendiri kalau ga kesampean. Jangan gantungkan kebahagianmu kepada orang lain. Dengan berharap berarti kita memberi syarat untuk kebahagiaan kita. So, try not to ngasih syarat buat kebahagiaan kita dengan menaruh ekspektasi ke orang lain….”
Jadi ketika kamu, aku atau siapapun merasakan
kecewa ya disyukuri saja. Memang berarti ada yang salah dalam diri kita yaitu
kita yang terlalu berharap lebih pada manusia, padahal dia juga tidak sempurna.
Mulai sekarang tetaplah hanya berharap sama Allah yang dijamin tidak akan
mengecewakan, selalu memberikan jawaban terbaik dari Doa-Doa yang telah kamu
panjatkan. Percayalah!
Berharap boleh, tetapi tidak berlebihan. Tetaplah
pada konteks biasa saja dan ingat bahwa no body’s perfect. Gantungkan harapan
tertinggimu pada Tuhanmu sendiri…
Reading to Writing
Writing to Inspiring
Jakarta, 21/12/15
FUA
0 komentar:
Post a comment